Rabu, 18 Januari 2012

Afiliasi Ilafi (2611411001)


YASADIPURA 1
SERAT CABOLEK
Pupuh 1
Dhandhanggula
(14)
Wuwusira Dewa Suksma Ruci, 10 a
payo Wêrkudhara dipun-enggal, 10e
manjinga garbengong kene, 8u
Wrêkudhara gumuyu, 7i
pan angguguk turira aris, 9a
dene paduka bajang, 7u
kawula gêng luhur, 6a
inggih pangawak parbata, 8a
saking pundi margine kawula manjing, 12i
jênthik mangsa sêdhênga. 7a

Analisis Tembang :
A.     Guru Gatra                  :  cacahing gatra saben sak pada
Dari tembang di atas terdapat 10 gatra
B.     Guru Wilangan            :  cacahing wanda ing saben gatra
Dari tembang di atas terdapat wilangan  yaitu 10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7
C.     Guru Lagu                   :  tibaning swara ing pungkasaning gatra (dong  ding) , Dari tembang terdapat guru yaitu a, e, u, i, a, u, a, i, a  
( gatra = baris, wanda = suku kata,  pada = bait )
D.    Makna dari Yasadipura 1 serat cebolek
Menurut pendapat saya bahwa makna dari yasadipura 1 serat cebolek itu bahwa jadilah seperti halnya dewa ruci yang merasa dimasuki sama werkudara, yang mana roh dewa ruci masuk dalam jiwanya werkudara, werkudara merasa senang dan tertawalah dia, yang tak tau dari mana asalnya bisa masuk.
E.     Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan menggunakan bahasa jawa kuna, terbukti adanya kata sedhenga, yang pada masa ini jarang digunakan atau mungkin tak digunakan lagi.
F.      Isi serat cebolek
Menceritkan kisah haji mutama mungkin yang bernama ki cebolek. Dia dituduh oleh para ulama yang di pimpin oleh katib anom kudus sebagai haji yang melanggar syariat islam. Dia diadili pada masa sunan paku buwana 1 tetapi mendapat pengampunan (poerbatjaraka,1957:144). Serat cebolek menyangkut perselisihan agama tahun 1720-1730 (ricklefs:1995:84). Cerita cebolek yang berisi tentang pertentangan paham ini di ilhami oleh cerita simbolik dengan dihukum matinya seh siti jenar, sunan panggung, ki bebeluk, dan seh amongrag, semua dituduh karena menyebarkan ajaran sesat yang dapat meresahkan masyarakat, yaitu paham wahdatul wujud, manunggaling kawula gusti, kesatuan manusia dengan tuhan, dan mengaku sebagai tuhan. Peristiwa seh siti jenar pada jaman giripura, sunan panggung terjadi pada jaman keraton demak, dan ki bebeluk terjadi pada jaman pajang dan seh amongraga terjadi pada jaman mataram dengan rajanya sultan agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar